Sepertinya masih banyak di antara kita yang membaca
Al-Quran dengan asal-asalan. Tragisnya lagi, terkadang kita merasa tajwid dan
cara membaca kita sudah benar. Padahal jika Al Quran terus dipelajari,
sesungguhnya kita masih sangat jauh dari kesempurnaan. Allah SWT
berfirman dalam Al Quran :
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا (٤)
"Dan bacalah Al Quran dengan tartil." (Q.S. 73:4).
Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang menekankan langsung
pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai
dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang
sempurna.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak mem-butuhkan alat yang
bermacam-macam, karena ditekan-kan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur'an
dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya tidak diperkenalkan
nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih
bersifat individual.
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
Kelebihan
- Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
- Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) privat, maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilid-nya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
- Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan peng-hargaan.
- Bila ada santri yang sama tingkat pelajaran-nya, boleh dengan sistem tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
- Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
Kekurangan
a. Bacaan-bacaan tajwid tak
dikenalkan sejak dini.
b. Tak ada media belajar
c. Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.
Metode
Al-Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya
yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses
ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode
ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di
Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini
adalah:
- Hafalan
- Eja
- Modul
- Tidak variatif
- Pemberian contoh yang absolute
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
Kelebihan
- Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
- Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
Kekurangan
- Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
- Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
- Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
Metode An-Nahdhiyah
Metode
An-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca Al-Qur'an yang muncul di daerah
Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan
Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan
metode pengembangan dari metode Al-Baghdady, maka materi pembelajaran Al-Qur'an
tidak jauh berbeda dengan metode Qira’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa
pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan
dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur'an pada metode ini lebih
menekankan pada kode “Ketukan”.
Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
- Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan mem-baca Al-Qur'an
- Program sorogan Al-Qur'an yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk meng-antarkan santri mampu membaca Al-Qur'an sampai khatam.
Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin
menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti
penataran calon guru metode An-Nahdhiyah.
Dalam program sorogan Al-Qur'an ini santri akan diajarkan bagaimana
cara-cara membaca Al-Qur'an yang sesuai dengan sistem bacaan dalam membaca
Al-Qur'an. Dimana santri langsung praktek membaca Al-Qur'an besar. Disini
santri akan diperkenalkan beberapa sistem bacaan, yaitu tartil,
tahqiq, dan taghanni.
Metode Jibril
Metode Jibril
Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari
pembelajaran Al-Qur'an yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah dilatar
belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan
Al-Qur'an yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori
Alwi (dalam Taufiqur-rohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar
metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf,
lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat
menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq
dan tartil.
Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986
bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Ahrom (sebagai penyusun didalam
bukunya “Sistem Qa'idah Qira’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah
membaca Al-Qur'an yang langsung memasukkan dan mempraktek-kan bacaan tartil
sesuai dengan qa'idah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode
Qira’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan
kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi
secara individual (perseorangan).
Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
1. Sudah menguasai materi/paket
pelajaran yang diberikan di kelas.
2. Lulus tes yang telah diujikan
oleh sekolah/TPA.
1. Prinsip
–prinsip dasar Qiro’ati
- prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru/ustadz yaitu:
- Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
- Daktun (tidak boleh menuntun)
- Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
- CBSA : Cara belajar santri aktif.
- LCTB : Lancar cepat tepat dan benar.
2. Strategi
mengajar dalam Qiro’ati
Dalam mengajar Al-Qur'an dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
1. Strategi mengajar umum
(global)
a. Individu atau privat yaitu santri
bergiliran membaca satu persatu.
b. Klasikal Individu yaitu
sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara
klasikal.
c. Klasikal baca simak yaitu
strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak bacaan
Al-Qur'an orang lain.
2. Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan
syarat-syaratnya. Dan strategi ini meng-ajarkannya secara khusus atau detil. Dalam
mengajar-kan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
- Jilid I
Jilid I adalah kunci keberhasilan
dalam belajar membaca Al-Qur'an. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya
akan lancar pula, guru harus memperhatikan kecepatan santri.
- Jilid II
Jilid II adalah lanjutan dari
Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.
- Jilid III
Jilid III adalah setiap pokok
bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf mad).
- Jilid IV
Jilid ini merupakan kunci
keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.
- Jilid V
Jilid V ini lanjutan dari Jilid
IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar
- Jilid VI
Jilid ini adalah jilid yang
terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27.
Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini
guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai.
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya :
1.
Siswa
walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Al-Qur'an secara
tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan
membaca Al-Qur'andengan tajwidnya itu fardlu ain.
2. Dalam metode ini terdapat prinsip
untuk guru dan murid.
3. Pada metode ini setelah khatam
meneruskan lagi bacaan ghorib.
4. Jika santri sudah lulus 6 Jilid
beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri
mendapatkan syahadah jika lulus test.
Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya
juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon